Jupitter News _ Perempuan memiliki potensi kanker payudara sebelas kali lebih besar jika mereka sering sakit gusi dan gigi tanggal.
Penelitian yang dilakukan oleh Institut Karolinska di Swedia pada lebih dari tiga ribu pasien menunjukkan bahwa 41 orang penderita kanker payudara yang memiliki penyakit gusi dan gigi tanggal berisiko sebelas kali lebih besar dapat mengembangkan kanker.
Ini kali pertama sebuah studi menyajikan temuan tersebut, sehingga Kepala Eksekutif British Dental Health Foundation, Dr Nigel Carter, percaya masih banyak yang harus dilakukan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian itu.
"Jika penelitian yang akan datang juga bisa memperkuat bukti bahwa ada hubungan antara gigi yang tanggal dan kanker payudara, hasil ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah ini," ujar Carter seperti diberitakan dari Femalefirst.
Dia menuturkan, penyakit gusi disebabkan bakteri dalam plak gigi. Jika penyakit semakin memburuk, tulang penahan gigi di rahang hilang, membuat gigi lepas. Jika ini tidak diobati, gigi akan copot. Pada kenyataannya, selain akibat kerusakan, gigi yang copot bisa diakibatkan penyakit periodontal.
Dalam beberapa temuan terakhir telah dirilis bahwa infeksi dalam mulut dapat memengaruhi kesehatan di tubuh bagian lain. Pada orang yang memiliki penyakit gusi, bakteri dari mulut bisa masuk ke dalam aliran darah, dan mempengaruhi jantung, menyebabkan risiko lebih tinggi bagi penyakit jantung.
Prinsip yang sama terjadi pada mereka yang memiliki diabetes, sebagai orang dengan kondisi ini, cenderung memiliki risiko infeksi. Orang dengan penyakit gusi juga dianggap berisiko tinggi stroke, infeksi dada, dan pada perempuan hamil tujuh kali lebih berisiko memiliki bayi prematur dengan berat lahir rendah.
Sebagian penyakit gusi berkembang tanpa rasa sakit, sehingga terkadang tidak bisa mendeteksi penyakit itu. Gusi meradang penyebab gusi merah, bengkak dan mudah berdarah, rasa tidak enak di mulut, bau mulut, gigi longgar dan infeksi mulut biasa. Jika gegala ini terlihat, sikat gigilah.
"Cara terbaik untuk mencegah dan mengobati penyakit gusi adalah dengan menghilangkan semua plak dengan menyikat gigi selama dua menit, dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride," ujarnya.
"Jika penelitian yang akan datang juga bisa memperkuat bukti bahwa ada hubungan antara gigi yang tanggal dan kanker payudara, hasil ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah ini," ujar Carter seperti diberitakan dari Femalefirst.
Dia menuturkan, penyakit gusi disebabkan bakteri dalam plak gigi. Jika penyakit semakin memburuk, tulang penahan gigi di rahang hilang, membuat gigi lepas. Jika ini tidak diobati, gigi akan copot. Pada kenyataannya, selain akibat kerusakan, gigi yang copot bisa diakibatkan penyakit periodontal.
Dalam beberapa temuan terakhir telah dirilis bahwa infeksi dalam mulut dapat memengaruhi kesehatan di tubuh bagian lain. Pada orang yang memiliki penyakit gusi, bakteri dari mulut bisa masuk ke dalam aliran darah, dan mempengaruhi jantung, menyebabkan risiko lebih tinggi bagi penyakit jantung.
Prinsip yang sama terjadi pada mereka yang memiliki diabetes, sebagai orang dengan kondisi ini, cenderung memiliki risiko infeksi. Orang dengan penyakit gusi juga dianggap berisiko tinggi stroke, infeksi dada, dan pada perempuan hamil tujuh kali lebih berisiko memiliki bayi prematur dengan berat lahir rendah.
Sebagian penyakit gusi berkembang tanpa rasa sakit, sehingga terkadang tidak bisa mendeteksi penyakit itu. Gusi meradang penyebab gusi merah, bengkak dan mudah berdarah, rasa tidak enak di mulut, bau mulut, gigi longgar dan infeksi mulut biasa. Jika gegala ini terlihat, sikat gigilah.
"Cara terbaik untuk mencegah dan mengobati penyakit gusi adalah dengan menghilangkan semua plak dengan menyikat gigi selama dua menit, dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride," ujarnya.
Perlu juga membersihkan sela-sela di antara gigi sedikitnya sekali sehari dengan sikat interdental atau benang gigi karena ini merupakan daerah di mana penyakit gusi dimulai. Kunjungan rutin ke dokter gigi juga dapat membantu untuk mengidentifikasi tanda-tanda awal penyakit gusi," kata dia.
Tak hanya kanker, mudah lupa merupakan gejala khas pada orang pikun yang disebabkan oleh kerusakan sel-sel otak. Namun sebelum gejala itu muncul, proses kerusakan sudah dimulai. Gigi tanggal pada orang dewasa sering menandai dimulainya kemunduran fungsi otak.
Tidak seperti gigi susu pada anak-anak, gigi permanen pada orang dewasa tidak akan tanggal dengan sendirinya melainkan dipicu hal lain. Salah satu faktor yang memicu gigi tanggal adalah adanya masalah pada gigi, gusi dan mulut.
Ahli saraf dari Jepang, Dr Nozomi Okamoto dalam penelitian terbarunya menungkap bahwa kondisi kesehatan gusi yang merupakan penyebab gigi tanggal berhubungan erat dengan risiko kepikunan. Ia menyimpulkan hal itu setelah meneliti 6.000 lansia berusai 65 tahun ke atas.
Menurutnya, infeksi yang terjadi di gusi dapat menyebabkan senyawa tertentu yang memicu radang. Senyawa ini bisa terbawa oleh aliran darah menuju tempat lain termasuk otak, lalu menyebabkan radang di jaringan tersebut.
Radang yang terjadi di jaringan otak dapat menyebabkan kematian sel-sel saraf yang hampir seluruhnya berpusat di sana. Kerusakan pada saraf-saraf memori dan kognitif adalah penyebab utama terjadinya kepikunan pada orang dewasa maupun lansia.
Dr Nozomi mengungkap, lansia yang memiliki gigi yang masih lengkap punya risiko paling rendah untuk mengalami kepikunan. Sebaliknya, lansia yang tidak punya gigi atau sudah kehilangan sebagian giginya punya risiko tinggi untuk menjadi pikun lebih cepat.
"Hilangnya reseptor-reseptor di sekitar gigi berhubungan erat dengan matinya saraf-saraf tertentu di otak, yang nantinya memicu kemunduran fungsi kognitif," ungkap Dr Nozomi seperti diberitakan dari Healthday.
Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal Behavioral and Brain Functions beberapa waktu yang lalu.
Tidak seperti gigi susu pada anak-anak, gigi permanen pada orang dewasa tidak akan tanggal dengan sendirinya melainkan dipicu hal lain. Salah satu faktor yang memicu gigi tanggal adalah adanya masalah pada gigi, gusi dan mulut.
Ahli saraf dari Jepang, Dr Nozomi Okamoto dalam penelitian terbarunya menungkap bahwa kondisi kesehatan gusi yang merupakan penyebab gigi tanggal berhubungan erat dengan risiko kepikunan. Ia menyimpulkan hal itu setelah meneliti 6.000 lansia berusai 65 tahun ke atas.
Menurutnya, infeksi yang terjadi di gusi dapat menyebabkan senyawa tertentu yang memicu radang. Senyawa ini bisa terbawa oleh aliran darah menuju tempat lain termasuk otak, lalu menyebabkan radang di jaringan tersebut.
Radang yang terjadi di jaringan otak dapat menyebabkan kematian sel-sel saraf yang hampir seluruhnya berpusat di sana. Kerusakan pada saraf-saraf memori dan kognitif adalah penyebab utama terjadinya kepikunan pada orang dewasa maupun lansia.
Dr Nozomi mengungkap, lansia yang memiliki gigi yang masih lengkap punya risiko paling rendah untuk mengalami kepikunan. Sebaliknya, lansia yang tidak punya gigi atau sudah kehilangan sebagian giginya punya risiko tinggi untuk menjadi pikun lebih cepat.
"Hilangnya reseptor-reseptor di sekitar gigi berhubungan erat dengan matinya saraf-saraf tertentu di otak, yang nantinya memicu kemunduran fungsi kognitif," ungkap Dr Nozomi seperti diberitakan dari Healthday.
Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal Behavioral and Brain Functions beberapa waktu yang lalu.
Sumber : http://www.suaramedia.com/gaya-hidup/kesehatan/39939-gigi-tanggal-bisa-jadi-pertanda-kanker-a-gejala-awal-pikun.html
No comments:
Post a Comment